Rabu, 27 November 2019

Doa yang Teruntai

 - Maulida,18 September 2019-


Saya tau pasti bahwa Allah lebih tau betul kapan waktu yang tepat
untuk mengabulkan doa-doa saya seperti kayuhan sepeda,
Doa itu mengantarkan saya pada satu tujuan yang merupakan impian impian saya.
Saya tak tahu entah kapan akan terbalas semua untaian kalimat yang menjadi pedal untuk saya mengayuh doa - doa itu.

Tapi saya yakin,
suatu saat sepeda saya akan sampai, ditempat yang saya tuju sedari dulu,
disaat yang tepat, dan terbaik.
Di tempat yang indah dan menawan
Dan ketika itu saya akan tersenyum dan berkata,
"Inilah buah perjuangan sebuah penantian"

Allah tidak pernah menjanjikan jalan kehidupan yang mulus untuk orang yang berbuat baik
tapi percayalah semua masalah yang Allah berikan buat kita, akan membuat kita jadi lebih kuat
masalah,
kuat

Masalah lagi,
Tambah kuat

Masalah bertambah besar,
Kita akan bertambah kuat

Jangan takut akan masalah, selama kita tidak berbalik, pasti semua itu bakal lewat pada waktunya
dan ingatlah bahwa Allah lebih mencintai muslim yang kuat, ketimbang yang lemah baik soal fisik, jiwa, dan iman

Takut

- Maulida, 18 September 2019-


Akhir - akhir ini aku banyak berpikir.
Ah,
Sepertinya terlupa aku akan sesuatu.
Tapi apa?
Ku coba ingat - ingat, sambil meminta kepada-Nya untuk membantuku mengingat apa yang ku lupa.
Oh iya, tersadar diriku akan sesuatu.
Dan aku menyesal.

  -Maulida, 18 September 2019-


Tiba - tiba saja, memori di otakku memutar apa apa yang telah kulakukan belakangan.
Payah. Tak ada esensi, yang ada banyak sensasi.

Dadaku sesak,
Mengingat betapa cerobohnya aku.
Bisa bisanya aku melupakan apa yang menjadi tujuan hidupku, yang sudah ku desain sekeren mungkin.
Kesal.

Aku jadi takut,
Takut, ketika usia ku bertambah, tapi tak bertambah pemahamanku dan baktiku kepada orang tua.
Takut, ketika bertambah panjang perjalananku, tapi tak juga aku menjadi orang yang berkarakter.
Takut, ketika bertambah banyak ilmu yang aku punya, tapi tak ku gunakan untuk mencerdaskan yang lain.

Takut, ketika Allah menganugerahi ku banyak kemampuan, tapi tak bisa ku merubah keadaan menjadi lebih baik.
Takut, ketika aku memiliki banyak tenaga, tapi tak ku gunakan untuk hal - hal yang baik.
Takut, ketika semakin berat ujianku, aku menjadi tidak sabar.
Takut, ketika banyak amanah yang diberikan kepadaku, aku tak bisa menjaganya.
Aku takut, ada atau tidak adanya diriku, tidak berpengaruh dalam kehidupan.
Aku takut, selama aku hidup, tak cukup aku menjadi orang yang bermanfaat.
Aku takut, hanya pandai berbicara, tapi nyatanya nol.
Aku takut, tak dianggap keren oleh warga langit.

Klimaks :
Aku takut, hanya jadi orang yang biasa - biasa aja

Janganlah Kamu Marah Bagimu Surga

-Maulida, 25 September 2019-

Laa taghdob walakal jannah..
begitu bunyi haditsnyaaa

Duarrrrrrrrr...
seperti sesuatu yang terdengar sangat menggelegar
tetapi tak semua orang bisa mendengarnya dengan baik.

Sebuah kalimat eksplisit yang sangat jauh berbeda dengan hadits hadits yang lainnya.

Ada sebuah penekanan yang diberikan pada kalimat itu.

menyatakan bahwa kalimat tersebut punya makna sangat penting

Janganlah kamu marah, maka bagimu surga.

it means..

kalo lo ga marah, ya surga buat eloo

gilakkk!!!!!

cuma menahan amarah ajaa bisa masuk surgaaa?????

laiyaaa, orang Allah yang bilang kok...

gampang kan masuk surga?

Yuk coba mengendalikan amarah dengan baik, terapkan hadits ini dalam kehidupan, insya Allah, surga jadi milik kita.

Asekkkkkk

selamat malam

Sabtu, 23 November 2019

Sejuta Catatan Tanpa Henti

- Karimah, 23 November 2019 -


Tanpa sadar
Diri ini penuh gelimang dosa
Ibarat balok tanpa tumpu
Rasanya terlalu malu untuk mengadu
Sudah berapa detik kulalui?
Sudah berapa tempat kulewati?
Seperti barzanji yang pudar mengalahkan sinar kristal
Melewati ribuan lorong waktu yang nihil berbalik
Aku tercekam dalam liputan dosa
Yang mengukung dalam sejuta catatan tanpa tanda kurung
Apakah aku malu? Atau bahkan tidak tahu malu?
Dosa.... Dosa.... Dosa
Sebanyak aku berbuat dosa, titik hitam itu akan terus bertambah
Ya Rabbi....
Ya Tawwab...
Aku harus segera bertaubat memohon ampun
Mereset diri dengan hati yang baru
Mengupgrade diri dengan iman yang benar
Mengokohkan aqidah dengan tauhid yang kuat
Ya Rabb, Ya Ghoffur....

Maafkan hamba yang karat akan dosa
Maafkan hamba yang sangat-sangat lemah dan hina ini
Teruntuk sejuta catatan tanpa henti,
yang dengannya aku malu akan diriku

Rabu, 20 November 2019

Haruskah?

 -Karimah, 13 Maret 2019-

Seiring berjalannya waktu
Ku sering berharap
Berharap dapat menggapai mimpi
Menjalani hobi yang kusukai
Menjalani kehidupan dengan indah

Namun lagi-lagi aku didobrak!
 Didobrak oleh realita
Ditampakkan dengan waktu yang singkat

Haruskah aku menjalani hidup dengan angan-angan?
Haruskah aku berusaha atau bersembunyi di balik layar?
Haruskah aku mengalah dengan waktu yang lain dan menghentikan semuanya?

Nyatanya aku salah
Aku tak harus selalu bisa dalam segala hal
Aku tak harus hebat dalam semua hal

Ya.
Aku hanya perlu berusaha dan menikmati semua ini
Sabar menerima kenyataan
Ikhlas melakukan segalanya
Hingga pada akhirnya,
yang tergapai bisa digapai
Meski tak semuanya
Meski tak sebagus orang lain
Setidaknya ku terus berusaha dan menjalankan semua ketetapan-Nya

Jangan Menyerah!

 -Karimah, 24 Maret 2019-

Entah rasanya sudah yang keberapa kali semua hal yang sama sering terjadi.
Entah kenapa dengan mudahnya lisan berucap dari satu ke satu tanpa menanyai.
Rasanya lelah dengan ini semua. Rasanya ingin menjauh dari semua ini.

Tapi satu keyakinan selalu tertanam. Sesulit apapun kehidupan, sesulit apapun masalah, sesakit apapun ujian. Allah bakalan kasih jalan keluarnya.
Allah SWT berfirman :

فَاِ نَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ۙ 
fa inna ma'al-'usri yusroo

"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,"
اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ۗ 
inna ma'al-'usri yusroo

"sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."
(QS. Al-Insyirah 94: Ayat 5-6)

Ya Allahh....Jauhkan aku dari segala prasangka buruk padaMu, mampukanlah aku dalam menerima semua ujian dariMu, lapangkanlah hati ku untuk menerima kebenaran,  dan kuserahkan segala raga dan upaya hanya kepadaMu...

Semoga dengan ujian yang ada, mampu membuatku dekat kepadaMu dan selalu dekat kepadaMu baik dalam keadaan susah maupun senang.

"Jagalah Allah Dia Pasti Menjagamu, Jagalah Allah Dia Senantiasa Bersamamu"
-Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim

Yang Tak Pernah Abai

 -Karimah, 29 September 2019-

Sering diri ini berkelana
Mencari jati diri dengan sejuta tanya
Bukan untuk merasa benar atas logika yang bersarat
Bukan pula memenangkan ego yang menggelanyut dihantam emosi
Tapi lebih mencoba mengenal diri sendiri
Karena kita membutuhkan taaruf pula untuk diri sendiri

Taaruf diri tidak saja mengenal lantas memahami dengan sisi pandang yang luas
Memahami konsep untuk apa kehidupan ada
Menyelami mengapa ada kita diantara celah triliunan makhluk
Menghimpun kompleks alinea pasal aturan yang tidak terikat kontrak atau tanda tangan
Namun nyatanya kita sering merasa benar!

Aku mencoba sadar
Sadar bahwa yang hidup hanya titipan
Sadar bahwa tidak ada yang mutlak dalam segala hal selain Nya
Sadar bahwa kita bahkan bisa hancur tanpa kita inginkan

Namun sekali lagi, apakah Ia berhenti Mengasihi dan Menyayangi hamba-hamba Nya?

Tidak!

Justru Dia sering lebih kita abaikan daripada diri kita sendiri
Untuk berdoa saja kita masih suka enggan
Lalu apa bukti kita tidak mengabaikan Nya?

Mungkin tidak sedikit orang yang masih taat dan khusyuk untuk beribadah
Mungkin tidak sedikit orang yang masih mencari kebenaran dengan mengikuti aturan Nya
Mungkin tidak sedikit orang yang masih ingin terus menjadi lebih baik dari sebelumnya

Lalu dimanakah posisi iman kita sekarang??

Bahagia

 -Maulida, 20 Februari 2019-

Orang yang paling bahagia, bukan mereka yang setiap hari pergi ke gedung tinggi diantar oleh sebuah mersi, duduk di depan laptop dengan setumpuk kertas yang harus ditanda tangani, memakai jam tangan luar negeri, dengan kekayaan berlimpah ruah seperti tak akan terhenti.

Bukan juga, orang yang paling cantik seantero negeri, di puja puji sana sini, yang selalu bersolek dengan dandanan masa kinii. Membuat yang lain kian iri.

Bukan juga, orang yang punya banyak followers di instagram, berjuta juta subscriber di yutub, dapet endorse sana sini. Namanya mencuat dimana mana bahkan sampai ke luar negeri. Dari situ dia bisa banyak mengumpulkan pundi - pundi.

Tapi,
Orang yang paling bahagia adalah,
Mereka yang bisa menerima. Iya, menerima.

Ia besarkan hatinya, untuk bisa menerima apa yang Allah berikan di dalam kehidupannya. Baik senang, ataupun susah, ia jalani dengan senang hati. Karena dia tau betul, bahwa Allah selalu memberikan hikmah, apapun keadaannya, pasti itulah yang terbaik untuknya. Karena dia tau betul, bahwa Allah tak pernah meninggalkannya. Karena dia tau betul, Allah selalu memperhatikannya dan mendengarkan keluh kesahnya. Karena dia tau betul, Allah tak akan pernah mengecewakannya. Karena ia yakin, akan ada sesuatu yang menantinya, setelah perjalanan panjang yang dilewatinya. Itulah surga-Nya.

Maka, itulah orang - orang yang bahagia.
Mereka yang yakin kepada Rabbnya.
Yang tak pundung meski hidup terasa sulit,
Yang tak putus asa meski kian hari makin terasa menyesakkan dada.
"Tak peduli apapun yang menimpaku, ketika Allah bersamaku. Maka itu cukup untukku." -mereka bilang.
"Tenang, ada Allah." kalimat andalannya.

Pantaskah Aku?


-Karimah, 14 Oktober 2018-

Ketika momen mencintaimu dulu adalah candu,
kini ku berpaling darimu.
kau tahu, bahwa semiskin-miskinnya hati,
ku tetap tak bisa menduakan Allah dalam hatiku.

Kalbuku terus bergetar ketika ku mendengar disebut nama-Nya...
Tapi Dia tetap mencintaiku sebagai hamba-Nya...
Aku malu, jika ku bisa berdzikir mengingat seorang yang bukan mahramku,
namun tidak berdzikir mengingat Rabb -ku ...

Biarlah ku lewati lelah dalam kesendirian ini, asalkan Dia selalu bersamaku...
Sungguh hina diri ini,  merasa mampu masuk surga,
padahal sejatinya masih tak ingin bertemu pusara.
Masih senang dengan buaian dunia bagai setetes air di ujung jari.

Ya Rabbi, apakah aku pantas dicintai oleh -Mu?
Pantaskah aku mengharap bertemu dengan-Mu?

Ya Rabbb,  bantu aku menuju Ridho -Mu

Bismillah

 -Maulida, 14 Oktober 2018-

Seperti koin, hidup dan ujian.
Ketika kamu hidup, maka selalu sisi sebaliknya adalah ujian. Itu sudah ketentuannya, tak bisa diganggu gugat!

Gelisah dan sedih itu, lumrahnya perasaan yang ada di dalam hati manusia.
Ketika ada sesuatu yang tak mudah untuk aku jalani, aku pun gelisah.
Ketika ada sesuatu yang tak sesuai keinginan, aku pun sedih.
Tapi tak boleh berlama - lama.
Karna Rabb-ku tak mengizinkan aku bersedih dan bersusah hati.
Karna Rabb-ku begitu penyayang dan baik hati.
Rabb-ku begitu lembut dan juga pemaaf lagi pengampun.

Sejak kecil, aku berdoa pada-Nya agar dijadikan wanita yang kuat dan tangguh, wanita yang keren!
Tapi ku sadar, kuat dan tangguh tak mungkin terbentuk dengan kisah hidup yang sederhana, dengan ujian ujian yang receh. Always complicated. Ya seru aja deh pokoknya, kaya film film action gitu😂
Ketika hari - hari terasa sangat sulit, ketika hati ini di sesakkan oleh urusan dunia,
"wa ufawwidu amri Ilallah"
Ku serahkan urusanku kepada - Nya,
Ku biarkan Rabb - ku yang selesaikan semua urusanku,
Karna Dia yang paling mengerti, keinginanku, kebutuhanku, dan segala yang terbaik untukku.
Aku andalkan Dia.

Dan, begitu banyak keajaiban - keajaiban yang terjadi, ketika aku yakin pada Rabbku, dan mengandalkan-Nya. Semua urusanku terselesaikan dengan baik. Kesulitanku Dia jadikan kemudahan, kesedihanku Dia jadikan kebahagiaan.
Dia jadikan aku beruntung.
Jatuh bangun?
Kalau lah bukan karna kebaikan Rabb-ku, aku pasti sudah jatuh dan tak bangun lagi.
Kalau lah bukan karna ampunan Rabb-ku, aku pasti sudah sial.

Senja yang Meredup

 -Karimah, 12 Juli 2017-

Senja ini semakin menepi
Menimbulkan bercak sang Surya yang akan tertidur
Namun kau tetap sama
Hanya bisa memandang dalam untaian yang tak pasti

Entah darimana kau muncul di hidupku
Mewarnai butir demi butir lembaran hidupku
Aku tak kesepian, yaaa...
Karena kau melengkapi senja dalam hatiku yang mulai menggelap

Kau tahu? Aku sangat menyenangi dirimu
Ya...dirimu yang sangat sederhana
Senyum yang membuat embun enggan turun dari daunnya
Pemikiran dirimu yang tak pernah sepihak akan nafsu
Renyahnya kisah hidupmu yang sulit kuterka meskipun kau bahagia
Membawa emosi jiwaku dalam ketenangan

Namun aku tak suka satu hal
Apakah kau tahu itu?
Kau yang tak pernah membuktikan kepastian
Sehingga lelahku berujung usai dan tak menemui titik semu

Tapi aku tak berdaya!
Kau suka memberikan harapan pahit
Yang bisa membuatku menelannya secara refleks
Sehingga terbawa akan harapan semu dirimu

Tapi kini,
Aku berserah diri...
Ya, berserah kepada Pemilik Kalbu
Yang hanya Dia-lah satu-satunya yang mampu
membolak-balikkan hati dan menentukannya
Dan aku akan menjelaskan padamu, bahwa ada satu hal yang kau lupa
Dalam Ridha-nya lah kita jika harus bersama

Doa yang Teruntai

 - Maulida,18 September 2019- Saya tau pasti bahwa Allah lebih tau betul kapan waktu yang tepat untuk mengabulkan doa-doa saya seperti k...